tag:blogger.com,1999:blog-35464523518942525062024-03-08T05:51:15.862-08:00DUTA DATA SCHOOL'sHusni Mubarokhttp://www.blogger.com/profile/06044031124139062116noreply@blogger.comBlogger27125tag:blogger.com,1999:blog-3546452351894252506.post-2949922903193841262008-11-26T05:53:00.000-08:002008-11-26T05:58:27.613-08:00Penjajahan Jepang di Indonesia<strong>Penjajahan Jepang di Indonesia</strong> maaf table-nya ada yang tidak dapat saya tampilkan yach...<br /><div class="fullpost"> <br />* 8 Maret 1942 Jepang mendarat di Kalimantan untuk menguasai sumber minyak mentah<br />* Tanggal 9 Maret 1942, Belanda menyerah pada Jepang. Penyerahan di Kalijati, Subang, Jabar.<br />*Pihak Belanda:Letjen Ter Porten<br />*Pihak Jepang Letjen Hitoshi Imamura<br />*Saat dikuasai Jepang Indonesia dibagi dua:<br /> 1) P. Jawa dan Sumatra di bawah komando angkatan darat, berpusat di Jakarta <br /> 2) Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku di bawah Komando Angkatan Laut yang berpusat <br /> di Ujung Pandang <br />*Propaganda Jepang:<br />1) Gerakan 3A: <br /> Jepang pemimpin asia <br /> Jepang pelindung asia <br /> Jepang cahaya asia <br />2) Jepang adalah saudara tua Indonesia <br />3) Jepang membentuk Putera <br />4) Jepang bertujuan untuk membebaskan Indonesia dari penjajahan <br />*Indonesia dimasukkan dalam kawasan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya, <br /> dibawah kepemimpinan Jepang.<br />*Tujuan Kedatangan Jepang ke Indonesia:<br /> 1. Menguasai wilayah Indonesia. Bukti: <br /> 1.1 Ind dijadikan sbg sumber bahan mentah <br /> 1.2 Romusha <br /> 1.3 Semua kegiatan Parpol dilarang <br /> 2. Tentara pendudukan Jepang melakukan pemerasan ekonomi: <br /> 2.1 Petani wajib menyetorkan hasil panen padi, jagung, dan ternak <br /> 2.2 Petani wajib menanam jarak untuk pelumas senjata <br /> 2.3 Hutan-hutan ditebang untuk kebutuhan industri <br /> 2.4 hasil perkebunan harus disetor pada Jepang <br /> 2.5 penyerahan besi atau logam untuk kebutuhan industri senjata <br /> 3. Pemuda-pemuda Indonesia dikerahkan untuk romusha (kerja paksa)<br /> 4. Jepang membentuk organisasi semi militer dan militer penuh <br /> 4.1 Semi militer: <br /> a. Seinendan, 29 April 1943 <br /> Tujuan: mendidik dan melatih pemuda Indonesia untuk <br /> mempertahankan Indonesia dengan kekuatan sendiri <br /> b. Keibodan, 29 April 1943, Barisan pembantu Polisi <br /> c. Fujinkai, Agustus 1943, Himpunan Wanita <br /> Wanita usia >15 th dilatih militer <br /> d. Jawa Hokokai, 1944, dibentuk Jend. Kumkici Harada <br /> 4.2 Militer Penuh:<br /> a. Peta, 3 Oktober 1943 <br /> b. Heiho, April 1943, pembantu prajurit Jepang <br />Perlawanan rakyat: <br />* 7 September 1944, Janji Koiso<br />*Persiapan Indonesia merdeka:<br /> 1. Jend. Kumakici Harada membentuk BPUPKI atau Dokuritsu Junbi Coosakai <br /> Ketua: Dr. Rajiman Widyodiningrat <br /> 2. BPUPKI bertugas menyusun dasar negara dan UUD <br /> Sidang I, 1 Juni 1945. <br /> - Ir. Soekarno, Moh. Yamin, dan Supomo tampil mengajukan gagasan. <br /> - Ir. Soekarni-->pidato mengenai 5 asas negara [Pancasila] <br />3. 10 Juli 1945 <br />Panitia Kecil BPUPKI berhasil merumuskan dasar negara dan membahas perumusan UUD <br />4. 11 Juli 1945 <br />Panitia perancang UUD sepakat menjadikan PIagam Jakarta sebagai Pembukaan UUD <br />5. Tanggal 14 Juli 1945, Panitia Kecil BPUPKI, dipimpin Supomo melaporkan hasil <br />Panitia Perancang UUD yang terdiri dari pernyataan kemerdekaan, pembukaan UUD, dan <br />batang tubuh.<br /><br /></div>Husni Mubarokhttp://www.blogger.com/profile/06044031124139062116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3546452351894252506.post-28712937798601241872008-11-26T05:50:00.000-08:002008-11-26T05:53:36.241-08:00Perang Dunia I dan IIPerang Dunia I dan Perang Dunia II perang dunia ke-3 belum terjadi lohhh...ingat..he..he..he..<br /><div class="fullpost"> <br />Perang Dunia I<br />*Latar Belakang PD I<br /> - Persaingan daerah pemasaran dan sumber bahan baku <br /> - muncul persekutuan antarnegara Eropa: <br /> ~Tripple Entente[Perancis, Inggris, Russia] <br /> `Tripple Alliance[Jerman, Italia, Turki] <br /> - Terbunuhnya Pangeran Franz Ferdinand oleh seorang nasionalis Serbia <br />* Dalam PD I, Jerman mengalami kekalahan dan harus menandatangani perjanjian Versailes, <br /> 28 Juni 1919. <br /> Akibat: dipersempitnya wilayah pihak Sentral [Jerman, Austria, Hongaria, Turki, Bulgaria]<br />*Tokoh-tokoh PD I<br />Tokoh yang menandatangani perjanjian Versailes: <br /> - Woodrow Wilson [AS]-->mengajukan 14 pasal perdamaian [Wilson's Fourteen Points] <br /> - Clemencau [Prc] <br /> - Loyd George [UK] <br /> * Akibat perang:<br /> - Lahir negara-negara baru <br /> - muncul faham diktatorisme, fasisme, komunisme. <br /> - dibentuk LBB(sekarang PBB atau United Nation) <br /> Perang Dunia II<br />*Latar Belakang PD II:<br /> - Benito Mussolini di Italia mempelopori gerakan fasvio de combatimento, <br /> dengan cita-cita membentuk Italia Raya <br /> - Adolf Hitler, Jerman. Membentuk NAZI <br /> - Tenno Meiji, Jepang. Fasis Militer. <br /> *Jalannya perang:<br /> - 1937, Italia menduduki Abessynia dan Jerman menyerang Polandia, 1 Sept 1939. <br /> - Desember 1941, Jepang membom Pearl Harbour. <br /> - Prc, UK membantu Polandia menghadapi Jerman. <br /> - AS terlibat menghadapi aliansi Jerman, Italia, Jepang, setelah Pearl Harbour di bom <br />*Akhir Perang:<br /> - Sekutu mendaratkan pasukan di PAntai Normandia, 6 Juni 1944 <br /> - Jerman menyerah pada Sekutu, Mei 1955 <br /> - Tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 Hiroshima dan Nagasaki di bom atom oleh AS. <br /> - 14 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat pada Sekutu <br /> <br />*Tanggal 17 Juli-2 Agustus 1945-->Konfrensi Postdam, utk mengakhiri perang:<br />Isi:<br /> 1. Jerman dibagi jadi Jerman Barat dan Jerman Timur <br /> 2. Jerman harus membayar pampasan perang <br /> 3. Angkatan perang Jerman dikurangi <br /> 4. Partai NAZI dihapus <br /> 5. Penjahat perang akan dihukum <br /> <br />* 8 September 1951-->Perjanjian San Francisco<br />Isi:<br /> 1. Jepang diperintah oleh tentara pendudukan AS <br /> 2. Jepang membayar pampasan perang <br /> 3. Daerah yang dikuasai Jepang dikembalikan ke pemiliknya <br /> 4. Penjahat perang akan dihukum<br /></div>Husni Mubarokhttp://www.blogger.com/profile/06044031124139062116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3546452351894252506.post-35789649181959841732008-11-26T05:44:00.000-08:002008-11-26T05:50:17.974-08:00Pergerakan Nasional<strong>Bagian 6</strong><br /><div class="fullpost"> <br />* Latar Belakang:<br /><br />* Max Havelaar karangan Douwes Dekker atau Multatuli menentang praktek tanam paksa <br /> di daerah Lebak, Baron van Hoevel mengkritik penyelewengan tanam paksa. <br />* Theodore van Deventer, menuntut penghapusan tanam paksa. <br /> Dikenal sebagai politik etis atau politik balas budi. <br /> Dilaksanakan th 1901:[edukasi, irigasi, transmigrasi] <br />* Untuk anak Eropa dan Bumiputera kelas atas ada sekolah [HIS, MULO, AMS, <br /> Kweekschool, STOVIA, THS] <br />* Pendidikan dianggap menaikkan status sosial anak <br />* Pendidikan menimbulkan golongan cendekiawan/pelajar <br /><br />*Perlawanan Bangsa Indonesia<br /><br />a. Sebelum tahun 1908 - bersifat lokal - tidak menggunakan organisasi modern - bergantung kepada seorang pemimpin <br />b. Sesudah tahun 1908 - bersifat nasional - menggunakan organisasi modern - tidak bergantung pada seorang pemimpin <br /><br />* Faktor pengaruh tumbuhnya pergerakan nasional di Indonesia :<br /><br />Faktor dari dalam <br /><br />1. Penderitaan akibat praktek-praktek kolonialisme yang menumbuhkan perasaan senasib dan sepenanggungan <br /><br />2. Politik Etis menumbuhkan golongan cendekiawan dan menjadi pelopor pergerakan nasional <br /><br />Faktor dari luar <br /><br />1. Kemenangan Jepang melawan Rusia dalam perang tahun 1905 <br /><br />2. Adanya pergerakan nasional di negara lain seperti India, Fillipina, Cina, Turki <br /><br /> *Klasifikasi pergerakan nasional berdasar sifat gerakan: <br /><br />Kooperatif : Kerjasama dengan penjajah <br /><br />Non-Kooperatif : tidak bekerjasama dengan paragraf <br /><br /> <br /><br />*Klasifikasi berdasar misi: <br /><br />Sifat misi - radikal [IP, PKI, PNI, Partindo, Gerindo] - moderat [PSII, PII, BU, Parindra] Prinsip perjuangan - Kooperatif [BU, PSII, Gerindo] - Non-kooperatif [PKI, PNI, Partindo] - Insidental [Parindra][ada pada saat dibutuhkan] Dasar gerakan politik - Kebangsaan [PNI, Partindo, Parindra, BU, IP, Gerindo] - Internasional [PKI] - Agama [PSII, PII]<br /><br />* ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL<br /><br />Budi Utomo <br />Didirikan tanggal 20 mei 1908 [sekarang Hari Kebangkitan Nasional] Didirikan dr. Sutomo, dr. Ciptomangunkusumo, dan dr. Gunawan [pelajar STOVIA] <br /><br />Sarekat Islam <br /><br />* Semula bernama SDI, yg didirikan di Surakarta 1909. Oleh KH. Samanhudi <br /><br />* Bidang agama dan perdagangan <br /><br />* 1911, SDI berubah jadi Sarekat Islam. <br /><br />* Dipimpin HOS. Cokroaminoto <br /><br />* Tokoh lain: H. Agus Salim, Abdul Muis. Indische Partij <br /><br />* Didirikan RM. Suwardi Suryaningrat, dr Cipto Mangunkusumo, EFE. Douwes Dekker, 1912, Bandung. <br /><br />* Suwardi Suryaningrat mengkritik perayaan 100 tahun kemerdekaan Belanda dengan tulisan Als ik een Nederlander was [andai aku seorang Belanda] <br /><br />* Kihajar Dewantara, dr. Cipto Mangunkusumo, Douwes Dekker, dibuang ke Belanda. <br /><br />Perhimpunan Indonesia [tadinya bernama Indische vereeniging] <br /><br />* Didirikan oleh pelajar Indonesia di negeri Belanda 1922. <br /><br />* Tokoh: Moh. Hatta, Ahmad Subardjo, Natzir Pamontjak, Abdul Majid Joyodiningrat. <br /><br />* PI menuntut Indonesia Merdeka 1926, anggota PI mengikuti Kongres Liga Anti Imperialisme di Brussel, Belgia. Pemimpin PI akhirnya ditangkap Belanda, tetapikembali dibebaskan, karen tidak terbukti bersalah <br /><br />Indische Sociaal Democratische Vereeniging [ISDV] <br /><br />*Dikembangkan Sneevliet <br /><br />* ISDV melakukan penetrasi ke tubuh organisasi pergerakan, antara lain SI, melalui Semaun dan Darsono. <br /><br />* SI pecah jadi 2: * SI Merah condong ke paham sosialis * SI putih mempertahankan asas dan tujuan SI <br /><br />* Semaun adalah pimpinan SI Merah, setelah kelusr dari SI Merah ia mendirikan PKI PKI berkaitan dengan komitern di Moscow, Uni Soviet. <br /><br />* PKI mempengaruhi petani dan rakyat kecil <br /><br />* 1926, pemberontakan PKI di Madiun. Oleh Alimin dan Tan Malaka, tapi gagal. <br /><br />PNI <br /><br />* Didirikan tahun 1927, Bandung. <br /><br />* Oleh pelajar yang tergabung dalam Algemeene Studie Club dengan ketua Ir. Soekarno. <br /><br />* PNI membahayakan Belanda. Maka tokoh-tokoh PNI ditangkap dan dimasukkan dalam penjara Sukamiskin, Bandung. Dalam penjara Ir. Soekarno menulis pidato "Indonesia Menggugat" <br /><br />* Ir. Soekarno diganti oleh Mr. Sartono. Mr. sartono kemudian membubarkan PNI dan membentuk Partindo. <br /><br />* Moh. Hatta yang tidak setuju pembentukan Partindo membentuk PNI Baru <br /><br />* Ir. Soekarno bergabung dengan Partindo. <br /><br />* Ir. Soekarno ditangkap dan dibuang ke Endi, Flores. Moh. Hatta dan Syahrir dibuang ke Bandaneira.<br /><br />Organisasi yang bersifat kooperatif <br /><br />* PBI, GAPI, Parindra. <br /><br />Perjuangan organisasi melalui Volksraad, 1918. <br /><br />Masa Gubernur Tjarda Van Starkeborgh. <br /><br />Tujuan: mendapat perwakilan rakyat Indonesia dalam pemerintahan <br /><br />Organisasi pergerakan dalam bidang sosial, pendidikan, keagamaan dan kewanitaan <br /><br />* Muhammadiyah, Taman Siswa, INS, NU, Sekolah Kautamaan Istri, Wanita Susilo, dll <br /><br />* Organisasi pemuda yang bersifat kedaerahan : Tri Koro Dharmo[yang pertama], Jong sumatranen Bond, Jong Celebes, Jong Minahasa, Jong Java, Jong Batak, Jong Pasundan,dll<br /><br /> *SUMPAH PEMUDA<br /><br />1. 1926, Kongres Pemuda I, Surabaya. Mendirikan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia[PPPI] <br />2. 28 Oktober 1928, Kongres Pemuda II<br /><br />Sumpah Pemuda Kami putra putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu tanah air Indonesia Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yangsatu bangsa Indonesia Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia <br /><br />* Pada Kongres Pemuda II, Lagu Indonesia Raya, WR. Supratman, untuk pertamakali <br /> dinyanyikan dengan instrumental <br />* Dibentangkan simbol merah putih waktu itu. <br /><br />*PERANAN PERS<br /><br />Organisasi pergerakan punya surat kabar sendiri: BU-->Dharmo Kondo SI-->Utusan Hindia IP-->De Express PI-->Indonesia Merdeka <br /></div>Husni Mubarokhttp://www.blogger.com/profile/06044031124139062116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3546452351894252506.post-30916124700767184992008-11-26T05:39:00.000-08:002008-11-26T05:44:01.395-08:00Revolusi Prancis<strong>Bagian 5</strong> <br /><div class="fullpost"> <br />* Latar Belakang:<br /> 1. Raja bertindak sewenang-wenang karena tidak <br /> didasarkan undang-undang.<br /> -Louise XIV : L'etat c'est moi-->Negara adalah saya<br /> 2. Ketidakstabilan dan diskriminasi hak, <br /> golongan bangsawan dan kaum rohaniwan memiliki hak-hak istimewa, <br /> seperti memungut pajak, tidak dikenai pajak, dan memiliki tanah. <br /> Sebaliknya rakyat kecil malah diberati pajak<br /> 3. Keadaaan keuangan kerajaan buruk<br /> -Madame de Pampoure dan Maria Antoinette-->Ratu defisit<br /><br />* Tokoh penentang absolutisme:<br /><br /> 1. John Locke, pemerintahan harus dipegang oleh legislatif, eksekutif, federatif.<br /><br /> 2. Montesquieu, pemisahan kekuasaan dengan Trias Politica : legislatif, <br /> eksekutif, yudikatif<br /><br /> 3. JJ. Rosseau, pemerintahan demokrasi [kekuasaan di tangan rakyat], <br /> bukunya: Du Contract Social<br /><br /> 4. Voltaire, mengajarkan usaha-usaha menentang dominasi gereja.<br /><br /><br />* Semboyan revolusi Prancis:<br /><br /> 1. Libertie - kebebasan<br /><br /> 2. Egalite - persamaan<br /><br /> 3. Fraternity- persaudaraan<br /><br /> <br />*Dampak revolusi Prancis:<br /> <br />1. Bidang politik:<br /> Menyadarkan rakyat menuntut kebebasan, menentang kekuasaan asing, <br /> memunculkan semangat nasionalisme, dan keinginan membentuk negara <br /> berkedaulatan rakyat.<br /><br />2. Bidang Ekonomi:<br /> Penghapusan hak istimewa bangsawan dan pendeta. Rakyat berhak memiliki <br /> tanah dan hanya membayar pajak pada negara<br /> <br />3. Bidang sosial:<br /> Muncul golongan buruh, petani, kaum kapitalis.<br /><br /><br />* Pemerintahan Republik Prancis:<br /><br /> 1. Pemerintahan teror - Robespierre<br /><br /> 2. Pemerintahan Directoire - Napoleon bonaparte mulai tampil dalam pemerintahan<br /><br /> 3. Pemerintahan Konsul - dengan 3 orang konsul jendral:<br /><br /> -Napoleon : Konsul seumur hidup<br /><br /> -Abbe Sieyes<br /><br /> -Roger Ducos<br /><br /> 4. Kaisar Napoleon - Prancis kembali menjadi Kerajaan Absolut. <br /> Napoleon akhirnya dibuang ke P. Ella[1814]. Namun kembali lagi <br /> dan berusaha merebut Prancis [Maret 1815]. <br /> Akhirnya dibuang lagi sampai meninggal di St. Helena [1815]<br /><br /></div>Husni Mubarokhttp://www.blogger.com/profile/06044031124139062116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3546452351894252506.post-27305702455288274392008-11-26T05:34:00.000-08:002008-11-26T05:36:02.888-08:00Revolusi IndustriBagian 4 Maaf Untuk table-nya engga dpat saya tampilkan di Blog ini yach...<br /><div class="fullpost"> <br />* Perubahan penggunaan tenaga manusia dan hewan menjadi tenaga mesin<br />* Sebelum revolusi Industri:<br /> a. Revolusi agraria<br /> b. Penemuan-penemuan baru<br /> c. Serikat Sekerja [gilda]<br />* Gilda-gilda menyatu menjadi feodal[tuan-tuan tanah] lalu menjadi negara.<br />* Bapak Revolusi: James Watt<br /><br /> <br />* Keadaan alam yang menunjang revolusi Industri di Inggris:<br /> 1. Inggris memiliki baranga tambang banyak [batu bara]<br /> 2. Mengubah tanah pertanian-->peternakan[rev agraria]-->biri-biri <br /> diambil bulunya-->dijadikan wool untuk textile<br /><br />* Faktor politik pendorong:<br /> 1. Pergantian pemerintahan. Pemerintahan keluarga baru mendukung rev. industri<br /> 2. Inggris punya tanah jajahan yang sangat banyak<br /><br />* Tahap-tahap revolusi Industri:<br /> 1. Sistem domestic/ home Industri<br /> -Dikerjakan di keluarga,peralatan sendiri, hasil untuk sendiri&dijual<br /> 2. Industri manufucture<br /> -Dikerjakan sekelompok orang akibat ada permintaan. Dikerjakan di rumah <br /> produksi.<br /> 3. Factory sistem<br /> -Pengolahan industri dengan mesin berat dan canggih. Disalurkan melalui <br /> agen resmi<br /><br />*Dampak revolusi industri:<br /> 1. Dampak politik:<br /> 1. Persaingan menguasai tanah jajahan<br /> 2. Faham kapitalisme[penanaman modal]<br /> -tanah jajahan untuk tempat penanaman modal, <br /> pemasaran hasil industri, sumber bahan mentah<br /><br /> 2. Dampak sosial:<br /><br /> 1. muncul pusat-pusat industri<br /> 2. Urbanisasi<br /> 3. Polusi udara<br /> 4. peningkatan mutu kualitas kehidupan masyarakat<br /> 5. nasib buruh tidak diperhatikan, terutama pengunaan buruh anak-anak dan wanita<br /> 6. muncul kawasan idustri "Black Country"<br /> 7. muncul revolusi sosial untuk memperbaiki nasib buruh [tokoh: Robert Owen]<br /> 8. muncul 2 lapisan masyarakat: buruh[partai buruh] dan penguasa[partai liberal]<br /><br /><br /></div>Husni Mubarokhttp://www.blogger.com/profile/06044031124139062116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3546452351894252506.post-15330463894694890072008-11-26T05:29:00.000-08:002008-11-26T05:32:07.513-08:00Revolusi Amerika<strong>Bag 3</strong><br /><div class="fullpost"> <br />* Merupakan perang kemerdekaan Amerika utk lepas dari Inggris<br /><br />* Tokoh perintis kolonialisme ke Amerika:<br /> a. Pilgrim Fathers [dgn kapal May Flower, untuk mencari kebebasan]<br /> b. Viking [Eropa Utara: Norwegia, Swedia, Denmark]<br /> - Eric Ericson-->Greenland<br /> -Thorfin Karlsefni-->Novia Scotia<br /> c. Spanyol: Christopher Columbus<br /> d. Perancis:<br /> a. Samuel de Champlain : Kanada<br /> b. Ibervillw : Missisipi<br /> e. Inggris<br /> a. Raligh :Virginia<br /> b. Calvert :Maryland<br /> c. Hudson+Minuit: New york<br /><br />* Latar belakang Rev. Amerika:<br /> 1. Pertentangan penduduk koloni dengan penduduk negeri induk yang menginginkan <br /> kebebasan<br /> 2. Kurang rasa patriotisme terhadap tanah kelahirannya di Eropa<br /><br />* 1756-1763 terjadi Perang Laut 7 tahun<br /><br />* Daerah yang didatangi oleh bangsa Eropa disebut daerah koloni, untuk memindahkan penduduk<br /><br />* Faktor utama penyebab Revolusi Amerika: <br /> 1. Timbul paham kebebasan dalam bidang politik<br /> 2. Timbul paham kebebasan dalam bidang perdagangan<br /> 3. Pemungutan pajak yang tinggi. Pajak yang dituangkan dalam Revenue Act <br /> and Billeting Act [1764] menyebabkan kehidupan rakyat Amerika Selatan <br /> sengsara. Pelaksanaannya ditentang oleh Samuel Adam. Semboyannya:"No <br /> taxation with out representation" (tak akan ada pajak tanpa ada perwakilan <br /> di parlemen).<br /> 4. Peristiwa "Boston Tea Party". Pembongkaran teh yang ada pada kapal <br /> milik Inggris di Pelabuhan Boston yang dilakukan oleh orang-orang koloni.<br /><br />* Perjuangan melalui diplomatik: <br /> [Amerika merubah sifat perjuangannya karena buku Common Sense yang ditulis oleh Thomas Paine. <br /> Isinya penggugah semangat bangsa Amerika untuk menentang kekuasaan Inggris]<br /><br /> 1. Kongres Philadelphia yang dihadiri oleh 13 negara bagian.<br /> -Penandatanganan "Declaration of Independence" 4 Juli 1776. <br /> Disusun Thomas Jefferson<br /> -Kongres Philladelphia II, Bgs Amerika tdk mengakui parlemen <br /> Inggris<br /> 2. Menyetujui pembentukan USA melalui penandatanganan "Articles of Convederate"<br /> 3. Menyatakan kepada dunia internasional tentang kemerdekaan Amerika <br /> yang dipimpin oleh Benyamin Franklin. Spanyol dan Prancis mendukung Amerika<br /><br />* Prancis dan Spanyol memberi dukungan pada Amerika, untuk membalas dendam terhadap Inggris atas kekalahan yang diderita dalam perang 7 tahun, juga ingin membuka hubungan dagang dengan Amerika.<br /><br />* Tokoh penyusun naskan deklarasi kemerdekaan Amerika:<br /><br /> 1. Thomas Jefferson : Declaration of Independence<br /> 2. Thomas Paine : Mengarang Buku berjudul Common Sense<br /> 3. George Washington : Presiden pertama<br /><br />*Tokoh perjuangan fisik:<br /><br /> 1. George Washington : panglima besar tentara koloni<br /> 2. Samuel Adam : pemimpin pasukan persatuan koloni<br /> 3. Jend. Lafayette : Pimpinan Perancis<br /> 4. Jend. Burgoyne : Komandan pasukan Inggris<br /> 5. Jend. Cornwallis : ---no info---<br /><br />* Inggris mengakui kemerdekaan Amerika melalui perjanjian Versailes [1783].<br /><br />* Doktrin Monroe dicetuskan tahun 1823-1829. Intinya menyatakan bahwa Amerika tidak turut <br /> campur terhadap urusan bangsa lain tapi juga tak mau dicampuri urusannya oleh bangsa lain.<br /><br /><br /></div>Husni Mubarokhttp://www.blogger.com/profile/06044031124139062116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3546452351894252506.post-46029007842242950052008-11-26T05:26:00.000-08:002008-11-26T05:29:32.491-08:00Perlawanan Rakyat Indonesia<strong>Bagian 2</strong><br /><div class="fullpost"> <br />* Kedatangan Spanyol ke Maluku dianggap melanggar hak monopoli Portugis,maka timbul persaingan.<br /> Portugis diijinkan membuat benteng di Ternate : benteng Sao Paulo.<br /> Spanyol diterima degan baik di Tidore.<br /> Persaingan Portugis-Ternate dengan Spanyol-Ternate menimbulkan perang. <br /> Dimenangkan oleh Portugis-Ternate. <br /><br /> Persaingan selanjutnya diselesaikan dengan :<br /> Perjanjian Saragosa (1529) : <br /> Maluku menjadi wilayah perdagangan Portugis dan Filipina menjadi <br /> wilayah perdagangan Spanyol<br /><br />* Perlawanan rakyat Maluku terhadap Portugis<br /><br /> - Perlawanan Ternate,Tidore,Bacan terhadap Portugis.<br /> Ternate,Tidore dan Bacan kalah karena Portugis dibantu Malaka.<br /> - Perlawanan rakyat Maluku di bawah Sultan Hairun dari Ternate. Sultan Hairun diundang ke <br /> benteng Portugis kemudian dibunuh.<br /> - Perlawanan rakyat Maluku di bawah Sultan Baabullah. Benteng Sao Paulo berhasil direbut. <br /> Portugis tersingkir dari Ternate.<br /><br /><br /><br />* VOC terbentuk dan menjadikan Ambon sebagai pusat kegiatan<br /><br />* Jayakarta direbut Belanda dari P.Wijayakrama. Pusat VOC dipindah ke Jayakarta. <br /> Jayakarta diganti nama menjadi Batavia<br /><br /><br /><br />*Perlawanan rakyat Maluku terhadap VOC<br /><br /> - Dipimpin oleh Siadi,lalu ditaklukan Belanda<br /> - Sultan Ternate dan Tidore dipaksa mengadakan perjanjian<br /> - Sultan Ternate dan Tidore menjadi pegawai Belanda dengan gaji 12.000 ringgit<br /> - Rakyat Maluku tidak boleh menananm cengkih dan pala<br /><br />*Perlawanan Banten terhadap Belanda<br /><br /> - Terjadi perselisihan antara Sultan Haji dan Sultan Ageng Tirtayasa mengenai pengganti raja<br /> Sultan Haji bersengkongkol dengan Belanda dan mengalahkan Sultan Ageng Tirtayasa.<br /><br /> Tahun 1684,Sultan Haji menandatangani perjanjian dengan VOC.<br /><br /> Isi : VOC berhak memonopoli dan mengatur perdagangan di Banten.<br /> Pedagang asing tidak boleh masuk selain Belanda<br /> Banten harus membayar biaya perang dan mengijinkan VOC membuat benteng.<br /><br />*Perlawanan Mataram terhadap Belanda <br /><br />1) Puncak kejayaan dibawah Sultan Agung<br /><br />2) Perluasan ke Barat terhalang kekuasaan Belanda di Batavia<br /><br />3) Mataram menyerang Belanda melalui darat dan laut tetapi gagal<br /><br />4) Pasukan dibawah Tumenggung Baurekso membuat benteng dari bambu Marunda, Cilincing.<br /> a. VOC membakar kampung disekitarnya supaya mudah mengawasi gerakan mereka.<br /> b. Pasukan Mataram menggali parit ke benteng dan memanjat dinding benteng,tapi <br /> mereka gagal.<br /> c. VOC menyerang balas sehingga Tumenggung Baurekso dan pasukannya gugur.<br /><br />5) Tumenggung Suro Agul-Agul,Kiai Dipati Madingo,Kiai Dipati Upasonto datang membantu.<br /><br />6) Untuk mengalahkan VOC,tentara Mataram membendung kali Ciliwung. Wabah penyakit <br /> berjangkit di benteng VOC. Tapi tentara Mataram juga terkena akibatnya sehingga kekurangan<br /> makan dan terkena malaria.<br /><br />7) Dalam serangan ke dua Mataram menyiapkan logistik. Menempatkan lumbung di Tegal dan<br /> Cirebon. Belanda mengetahui lalu membakar lumbung itu.<br /><br />8) Akhirnya Benteng Hollandia berhasil direbut,tapi serangan ke Bommelin gagal. <br /><br />9) Dalam pengepungan kota Mataram,J.P.Coen meninggal karena kolera.<br /><br />10) Mataram gagal merebut Batavia karena kurang logistik.<br /><br />11) Amangkurat I dan II adalah Sulata Mataram yang mengijinkan Belanda berdagang di semua<br /> bandar Mataram. Bandar Semarang dan Priangan diberikan pada Belanda.<br /><br />12) Timbul pemberontakan Trunojoyo. Trunojoyo hampir menguasai seluruh Jawa Tengah dan<br /> Jawa Timur dengan bantuan orang-orang Makasar setelah Perjanjian Bongaya (1667).<br /><br />13) Dengan campur tangan Belanda,Trunojoyo berhasil didkalahkan di Selangkung,Kediri.<br /><br />14) Amangkurat II dibunuh.<br /><br />15) Pemberontakan Untung Suropati berawal di Jabar. Membunuh Kapten Tach.<br /><br />16) Amangkurat III dan Sunan Mas tidak diakui kekuasaannya oleh Belanda karena bergabung<br /> dengan Untung Suropati.<br /><br />17) Belanda mengangkat Pangeran Puger jadi Raja Mataram.<br /><br />18) Untung Suropati kalah,wafat di Bangil.<br /><br />19) Sunan Mas kalah dan dibuang ke Srilanka.<br /><br />20) Ketika Pakubuwono III memerintah terjadi pembunuhan massal di Batavia terhadap orang-<br /> orang Cina. Orang Cina membalas dengan membunuh orang Eropa.<br /><br />21) Dalam keadaan kacau Pakubuwowno III membantu Cina emnyerang benteng Belanda di<br /> Kartasura.<br /><br />22) Karena takut serangan balasan,Pakubuwono III kembali memihak Belanda. Pantai Jawa Tengah<br /> dan Jawa Timur diserahkan. Ibu kota Mataram dipindahkan ke Surakarta.<br /><br />23) Mas Said (kemenakan Pakubuwono II) dan Mangkubumi (saudara Sultan) menyerang Belanda.<br /><br />24) Sebelum menginggal Pakubuwono II menitipkan Mataram pada Belanda. Pakubuwono III<br /> raja yang takluk.<br /><br />25) Perlawanan Mangkubumi berakhir dengan perjanjian Giyanti 1755.<br /> Isi : Mataram sebelah Timur : Pakubuwono III, ibu kota Surakarta <br /> Mataran sebelah Barat : Mangkubumi, ibu kota Yogyakarta<br /><br />26) Akhirnya Mas Said berdamai dengan Belanda. Diadakan perjanjian Salatiga (1757). Mas Said , <br /> Mangkunegaran I memperoleh sebagian daerah Surakarta yang direbut dari Mangkunegaran.<br /><br />27) Mataram yang dibangun Sultan Agung akhirnya terpecah-pecah.<br /><br /><br />* Perlawanan rakyat Malaka<br /><br /> - Perlawanan yang terkenal dibawah Katir (oarang Jawa). Ia berusaha melakukan <br /> sabotase ekonomi terhadap Portugis dengan cara menahan masuknya beras ke <br /> Malaka. Karena selalu diburu Belanda,ia meminta bantuan Demak. <br /> Penyerangan Demak di bawah Dipati Unus gagal.<br /><br />* Perlawanan rakyat Aceh<br /><br /> - Masa kejayaan di bawah : S. Iskandar Muda. Ia menyerang Portugis di Malaka <br /> tapi kalah.<br /> - Untuk meningkatkan perdagangan dan mendapat dana,Aceh mengijinkan kapal-kapal <br /> Belanda memasuki bandar-bandar Aceh.<br /><br /><br />* Portugis dan Belanda bersaing untuk menguasai Selat malaka.<br /><br />* Kerajaan Nusantara di sekitas Selat Malaka ikut bersaing.<br /><br />* Johor memihak Belanda. Aceh memihak Portugis. Aceh-Portugis kalah. Malaka direbut Belanda.<br /><br /><br />* Perlawanan rakyat Banjar <br /><br /> - Belanda menuntut hak monopoli lada. Raja Banjar setuju tapi para bangsawan <br /> tidak setuju. Terjadi kerusuhan yang menyebabkan orang Belanda terbunuh.<br /> - Melalui jalur perdagangan Belanda mencampuri pemerintahan,termasuk pemilihan<br /> raja.<br /> - Monopoli perdagangan sulit dicapai karena pedagang Makasar dan Cina mampu <br /> membeli lada dengan harga tinggi.<br /><br />* Perlawanan rakyat Gowa-tallo<br /><br /> - Bandar Somba opu : bandar transit yang menghubungkan daerah Maluku Timur dan <br /> Indonesia bagian Barat.<br /> - Belanda mengajak Gowa-Tallo melawan Banda dan menghentikan perdagangan beras <br /> dengan Portugis. Usul ZBelanda ditolak. Belanda membalas dengan menyerang <br /> kapal-kapal Gowa.<br /> - Tahun 1634 Belanda memblokade bandar Sombaopu. Tapi gagal sehingga Belanda <br /> berdamai dengan Gowa-Tallo.<br /> - Belanda merampas kapal Gowa yang mengangkut cendana. Terjadi pertempuran dan <br /> Gowa kalah sehingga Gowa mengakui Monopoli Belanda di Maluku.<br /> - Terjadi perselisihan antara Aru Palaka dengan S. Hassanuddin,Belanda <br /> memihak Aru Palaka.<br /> - Perang terbesar terjadi di Buton dan Makasar. Antara S. Hassanuddin dengan <br /> Cornelis Spellman dibantu Aru Palaka. S. Hassanuddin kalah.<br /> - Terjadi perjanjian Bungaya (18 November 1667).<br /> Isi : - Kerajaan Gowa melepaskan Bone dan Sumbawa<br /> - Kapal asing tidak boleh mesuk ke Gowa<br /> - Kapal Gowa hanya boleh berlayar dengan seijin Belanda<br /> - Biaya perang Kompeni dibantu oleh Gowa -Tallo<br /><br />* Perlawanan Pattimura<br /><br /> - Belanda berusaha menguasai Maluku. Benteng Duurstede direbut.<br /> - Belanda mengangkat Resident Van den Burg dan mendirikan benteng Duurstede. <br /> Thomas Matualessy,Anthony Rhebok,Lucas Latumahina, Said Parinrah,Ulupaha dan <br /> Paulus Tiahahu memimpin rakyat melawan Belanda. Belanda kalah,benteng berhasil<br /> direbut, Resident mati.<br /> - Di Harulu Maluku gagal merebut benteng Zeelandia. <br /> - Belanda berhasil merebut Duurstede.<br /> - Pattimura, Thomas Pattiwael,Anthony Rhebok,Raja Now ditangkap. Perlawanan <br /> melemah. Tanggal 16 Desember 1817 Pattimura digantung.<br /><br />* Perlawanan Padri<br /> * Faktor Umum : Perpecahan kaum adat dan kaum Padri<br /> * Faktor pemicu : Belanda membantu kaum adat menindas Kaum Padri<br /> * Akibat:<br /> Belanda +Menambah daerah kekuasaan<br /> - Keuangan Belanda parah<br /> <br /> Indonesia +Tak ada<br /> -Rakyat menderita<br /><br />* Golongan masyarakat di Minangkabau :<br /> Kaum Padri : Taat agama<br /> Kaum Adat : Mempertahankan hukum adat<br /><br />* Terjadi perang antara kaum Padri [Datuk Bandaro] dan Kaum Adat [Datuk Sati]<br />* Datuk Bandaro diganti Tuanku Imam Bonjol.<br />* Bonjol menjadi pusat perjuangan kaum Padri<br />* Belanda memihak kaum Adat<br />* Benteng Belanda: Van de Cock dan Van der Capellen di Batusangkar<br />* Tuanku nan Renceh berjuang di Baso<br />* Di Bonio dan Agam, Belanda gagal menghancurkan Padri<br />* Residen Du Pay mengajak berunding, tapi ditolak oleh kaum Padri di kota Lawas. <br /> Sehingga perang pecah, namun sempat terhenti karena ada perang Diponegoro.<br />* Sento Alibasa membantu kaum Padri. Namun ia ditangkap Belanda dan pasukannya dibubarkan.<br />* Imam Bonjol akhirnya ditangkap, dibuangke Cianjur, Ambon, dan Minangkabau, ia wafat di sana <br /> sebagai tawanan.<br /><br />* Perlawanan Diponegoro<br /><br />* Sebab umum: 1. Mataram diperkecil wilayahnya karena campur tangan Belanda.<br /> 2. Penderitaan rakyat dijadikan alasan untuk berbagai pajak<br /> 3. Bangsawan dilarang menyewakan tanah<br /> 4. Tokoh ulama dimasukkan dalam peradaban barat di Keraton<br /> 5. Belanda ikut campur dalam urusan pemerintah<br /> 6. Penduduk---kerja rodi<br /> 7. Raja-raja dianggap pegawai pemerintahan Kolonial <br /> khusus: Makam nenek Diponegoro dijadikan jalan [Tegalrejo]<br /> pemicu: Rumah Diponegor ditembaki<br /><br />* Akibat : <br /><br /> Indonesia - Rakyat menderita<br /> Belanda + Daerah kekuasaan bertambah<br /><br />* Keistimewaan Perang Diponegoro:<br /><br /> 1. Benteng Stelsel<br /> 2. Siasat gerilya<br /> 3. Van der Capellen melarang usaha perkebunan swasta di kalangan Istana<br /><br />* Karena makam nenek Diponegoro akan dibuat jalan, P. Diponegoro marah dan mencabut pasak-pasak <br /> itu<br />* Belanda mengajaknya bergabung dengan keresidenan, Diponegoro menolak dan rumahnya <br /> ditembaki oleh Belanda<br />* Gua Selarong adalah pusat persembunyian Diponegoro dan pasukannya<br />* Ia didukung oleh Kiai Maja dan Sentot Alibasa Prawirodirjo<br />* Sistem benteng [benteng stelsel] milik Belanda berhasil melemahkan pasukan Diponegoro<br />* Kiai Maja mau diajak berunding oleh Belanda. Perundingan gagal, ia dibuang ke Minahasa<br />* Sentot Alibasa Prawirodirjo juga mau berunding. Mereka sepakat, Sentot menyerah tetapi <br /> masih boleh memimpin pasukan. Akhirnya Sentot ditangkap dan dibuang ke Cianjur dan <br /> meninggal di Bengkulu, ia dituduh membantu pasukan Padri.<br />* P. Mangkubumi menyerah, karena anaknya, P. Dipokusumo dan patihnya menyerah.<br />* P. Diponegoro akhirnya mau diajak berunding di Magelang tetapi ia ditipu dan dibuang ke <br /> Menado, ia meninggal di Makassar. Perundingan itu gagal saat perebutan Mataram.<br /> <br /><br />* Perlawanan Aceh<br /><br />* Dalam traktat London, Inggris dan Belanda mengakui kedaulatan Aceh<br />* Dalam traktat Sumatra, Belanda boleh menaklukkan Sumatra temasuk Aceh<br />* Aceh meminta bantuan ke Turki, kedutaan Italia, dan Amerika di Singapura<br />* Belanda menyerang Aceh, karena Aceh meminta bantuan, pasukan Belanda dapat dipukul mundur <br /> dan Kohler tewas <br />* Belanda menyerang lagi di bawah pimpinan Mayor Jendral Van Suiten, merebut Mesjid Raya dan <br /> istana. Sultan Mahmudsyah menyingkirr ke Luengbata<br />* Mahmudsyah meninggal, diganti Muhammad Daudsyah<br />* Rakyat melawan di bawag pimpinan Teuku Ibrahim, Teuku Cik Ditiro, Teuku Umar, Cut Nyak Dien,<br /> Panglima Polim<br />* Taktik Belanda:<br /><br /> a. Konsentrasi Stelsel: Menempatkan pasukan Belanda di benteng-benteng <br /> Belanda.<br /><br /> b. Taktik adu domba: Taktik ini gagal karena Teuku Umar memihak <br /> Belanda hanya untuk mencari senjata, lalu <br /> berbalik melawan Belanda<br /><br /> c. Mengadu ulama dengan para bangsawan: Belanda menyuruh Dr. Snouck Hurgronje <br /> untuk menyelidiki budaya Aceh. <br /> Bukunya: de Acehers. <br /> Ia menganjurkan agar ulama diadu domba<br /> dengan bangsawan.<br /><br /> <br /><br />* Bangsawan yang mau bekerjasama diterapkan dalam birokrasi Belanda. Hal ini <br /> diterapkan oleh Jend. Van Heutsz [yang membentuk Korps Marsose]<br />* Teuku Umar gugur di Meulaboh<br />* Panglima Polim menyerah<br />* Sultan Muhammad Daudsyah menyerah<br />* Teuku Cik Ditiro meninggal<br />* Cut Nyak Dien dibuang ke Sumedang dan meninggal di sana.<br /><br />*Perlawanan Bali<br /><br />* Di Bali ada kerajaan Klungking, Karangasem, Buleleng, Badung.<br />* Buleleng-->adat tawan karang: <br /> semua kapal yang terdampar di perairan Buleleng menjadi milik<br /> Buleleng.<br />* Belanda mengancam, lalu menyusun kekuatan militer di Karangasem<br />* Terjadi perang, Belanda menang<br />* Raja Buleleng dipaksa menandatangani perjanjian:<br /> a. Benteng Buleleng dibongkar<br /><br /> b. Belanda ditempatkan di Buleleng<br /><br /> c. Biaya perang ditanggung raja<br />* Setelah pasukan induk Belanda dipulangkan ke Jawa, kerajaan Karangasem, Buleleng, <br /> Klungkung, Badung, Menguni menyerbu pos-pos Belanda dan merebut senjata api.<br />* Belanda menuntut agar I Gusti ktut Jelantik diserahkan ke Belanda.<br />* Mayor Jendral AV. Michiels, memimpin pasukan ke pantai Bali dan menyerang langsung Jagaraga<br />* Bali mengadakan perang puputan tapi kalah.<br /><br /><br />*Gerakan Protes Petani<br /><br />* Sebab: rakyat menderita<br />* Pusat pergerakan: pesantren<br />* Peristiwa pemberontakan petani: Banten Utara[1888], Sidoarjo[1903], Kediri[1910], Jambi[1916],<br /> Pasar Rebo [Jakarta] [1916], Cimareme [Bogor] [1918], Toli-Toli [Sulawesi Tengah] [1920]<br />* Rakyat mempercayai adanya Ratu Adil.<br />* Di Jawa ada kepercayaan Jayabaya [Ramalan Jayabaya].<br /><br /></div>Husni Mubarokhttp://www.blogger.com/profile/06044031124139062116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3546452351894252506.post-62102513573207479932008-11-26T05:19:00.000-08:002008-11-26T06:06:23.798-08:00..::Ringkasan Sejarah Kelas 2 SMP::..Dokumen ini cuma ringkasan dari pelajaran sejarah kelas 2 SMP yang pernah saya buat waktu saya kelas 3 SMP, artinya, isi dokumen ini hanya point-point pentingnya saja.<br />Dokumen ini hanya dimaksudkan untuk membantu kamu-kamu dalam belajar Sejarah kelas 2.<br />Soal betul apa tidak, tepat atau tidak, kamu cocokin sendiri aja dengan buku sejarah dari sekolah kamu. Jadi kalau ada yang salah atau tidak cocok jangan salahkan saya. Tetapi secara garis besar seharusnya informasi yang ada di dalam dokumen ini masih bisa berguna.Akhir kata, baca aja baik-baik dan cocokan dengan buku pelajaran kamu. Moga-moga ringkasan ini bisa membantu kamu Bagian 1 s/d 8 : klik Read More dibawah ini...selengkap-nya..<br /><div class="fullpost"> <br />Kedatangan Bangsa Eropa<br /><br />* Perang salib terjadi karena kota Konstantinopel dikuasai Turki.<br /><br />* Dampak perang salib :<br /><br /> - munculnya ilmu pengetahuan dan tata cara kehidupan orang Asia di kalangan Eropa<br /><br /> - terputusnya hubungan dagang Eropa dengan dunia timur,sehingga Eropa kekurangan <br /> rempah-rempah<br /><br /> - muncul pusat-pusat perdagangan di Eropa seperti di Geneva dan Venesia<br /><br />* Karena Eropa kekurangan rempah-rempah maka mereka berusaha mencari sumber rempah-rempah.<br />* Bangsa Eropa yang pertama kali mencari daerah penghasil rempah-rempah : Portugis.<br />* Bartolomeus Diaz : Afrika Selatan (Tanjung Topan,kemudian diganti menjadi Tanjung Harapan)<br />* Vasco da Gamma : Calcuta,India. Membawa rempah-rempah dari India<br />* Alfonso d'Burquorque : Malaka (pusat perdagangan). Bertemu pedagang-pedagang Cina,Arab,India <br /> dan Indonesia<br />* Portugis tahun 1511 menguasai Malaka, karena Malaka adalah pusat perdagangan hasil bumi. <br /> Setelah menguasai Malaka, Portugis mengirim kapal ke Maluku. Tujuan semula berdagang tapi <br /> kemudian mengadakan kegiatan politik dan menyiarkan agama.<br /><br />Bangsa Barat ke dua : Spanyol <br /><br />* Christophorus Columbus<br /> Ia berlayar mengarungi Samudera Atlantik dan menemukan benua baru yang disebut Amerika. <br /> Karena mengira sudah sampai India,penduduk asli benua Amerika disebut Indian.<br /><br />* Fernando de Magelhaens dan Juan de Sebastian del Cario<br /> Mencari sumber rempah-rempah dengan berlayar ke arah Barat. Setelah 2 tahun menyusuri <br /> Amerika Selatan <br /> mereka diterima dengan baik di Philipina pada tahun 1521,lalu mereka mendarat di Maluku. <br /> Dalam pelayaran ini sebuah kapal Spanyol berhasil kembali ke Spanyol. <br /> Orang Spanyol yakin bahwa mereka berhasil mengelilingi bumi dan memperkuat keyakinan bahwa <br /> bumi bulat.<br /><br />* Usaha Portugis dalam mengambil keuntungan dari kedatangannya ke Indonesia :<br /> - Portugis menguasai Malaka<br /> - Portugis mengambil keuntungan dari perselisihan dan persaingan daerah untuk memperkuat <br /> kedudukannya<br /> Contoh : 1. Hitu bersengketa dengan Seram. Pertugis membantu Hitu.<br /> 2. Ternate bersaing dengan Tidore. Portugis memihak Ternate. Sebagai imbalan <br /> Portugis mendapat ijin monopoli rempah- rempah<br /> - Portugis melaksanakan monopoli perdagangan rempah-rempah.<br /> Cara : perbentengan monopoli rempah<br /><br />* Portugis gagal menguasai daerah rempah-rempah di Aceh,Jawa,dan di Maluku. Di Maluku rasa tidak <br /> senang terhadap Portugis semakin meningkat karena Portugis memaksakan agama. <br /> Ternate dan Tidore menganggap bahwa menerima kekuasaan asing merugikan. <br /> Portugis merasa lebih aman jika rakyat seagama dengan mereka. <br /> Maka Portugis mengalihkan kegiatannya ke Nusa Tenggara dan Timor.<br /><br /><br /><br />Kedatangan bangsa Belanda<br />* Pada abad ke-16 perairan Nusantara kedatangan Belanda, Inggris, Denmark,dan Perancis. <br />* Belanda datang ke Nusantara karena pedagang Belanda dilarang berdagang dengan Portugis. Pedagang Belanda terancam kehilangan mata pencaharian. <br /><br />* Tahun 1596 empat kapal Belanda debawah pimpinan Cornelis de Houtman tiba di Banten. Mereka di sambut dengan tangan terbuka. Bagi Banten semakin banyak kapal berlabuh semakin banyak keuangan kerajaan. <br /><br />* Persaingan dagang tinggi karena banyak pedagang Eropa yang datang di Nusantara. Persaingan juga terjadi antar pedagang Belanda. Karena itu Belanda mendirikan : VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie). <br /><br />Tujuan VOC : Menguasai perdagangan rempah-rempah di Indonesia.. <br /><br />Inggris mendirikan : EIC (East Indies Company),pusat di Calcutta,India. <br /><br />* Hak istimewa VOC dari Belanda : - Boleh membentuk tentara dan mendirikan benteng - Boleh berperang,berdamai,dan mengadakan perjanjian dengan raja-raja di negeri asing - Boleh memberhentikan pegawai dari pangkat terendah sampai Gubernur Jenderal - Mempunyai hak monopoli - Boleh membuat mata uang sendiri <br /><br />* Tujuan VOC untuk menguasai perdagangan rempah-rempah semakin jelas ketika VOC dikepalai oleh Gubernur Jan Pieter Zoen Coen. <br /><br />* VOC berusaha meraih keuntungan dari Indonesia dengan cara : - Pelayaran Hongi (Hongi Tockten) Pelayaran untuk mencegah pelanggaran monopoli rnmpah-rempah di Maluku - Eksterpasi Penebangan tanaman rempah-rempah supaya harga stabil - Tanam Paksa - Pajak kepala - Devide at Impera<br /></div>.Husni Mubarokhttp://www.blogger.com/profile/06044031124139062116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3546452351894252506.post-48645212334057966052008-11-24T08:15:00.000-08:002008-11-24T08:23:56.811-08:00..:::KEMERDEKAAN INDONESIA:::..<strong>Merdeka</strong><br />Proklamasi Kemerdekaan RI di Jakarta berimbas pada didirikannya berbagai badan perjuangan di Subang, antara lain Badan Keamanan Rakyat (BKR), API, Pesindo, Lasykar Uruh, dan lain-lain, banyak di antara anggota badan perjuangan ini yang kemudian menjadi anggota TNI. Saat tentara KNIL kembali menduduki Bandung, para pejuang di Subang menghadapinya melalui dua front, yakni front selatan (Lembang) dan front barat (Gunung Putri dan Bekasi). Tahun 1946, Karesidenan Jakarta berkedudukan di Subang. Pemilihan wilayah ini tentunya didasarkan atas pertimbangan strategi perjuangan. Residen pertama adalah Sewaka yang kemudian menjadi Gubernur Jawa Barat. Kemudian Kusnaeni menggantikannya. Bulan Desember 1946 diangkat Kosasih Purwanegara, tanpa pencabutan Kusnaeni dari jabatannya.<br /><div class="fullpost"> <br />Tak lama kemudian diangkat pula Mukmin sebagai wakil residen. Pada masa gerilya selama Agresi Militer Belanda I, residen tak pernah jauh meninggalkan Subang, sesuai dengan garis komando pusat. Bersama para pejuang, saat itu residen bermukim di daerah Songgom, Surian, dan Cimenteng. Tanggal 26 Oktober 1947 Residen Kosasih Purwanagara meninggalkan Subang dan pejabat Residen Mukmin yang meninggalkan Purwakarta tanggal 6 Februari 1948 tidak pernah mengirim berita ke wilayah perjuangannya. Hal ini mendorong diadakannya rapat pada tanggal 5 April 1948 di Cimanggu, Desa Cimenteng. Di bawah pimpinan Karlan, rapat memutuskan : 1.Wakil Residen Mukmin ditunjuk menjadi Residen yang berkedudukan di daerah gerilya Purwakarta. 2.Wilayah Karawang Timur menjadi Kabupaten Karawang Timur dengan bupati pertamanya Danta Gandawikarma. 3.Wilayah Karawang Barat menjadi Kabupaten Karawang Barat dengan bupati pertamanya Syafei. Wilayah Kabupaten Karawang Timur adalah wilayah Kabupaten Subang dan Kabupaten Purwakarta sekarang. Saat itu, kedua wilayah tersebut bernama Kabupaten Purwakarta dengan ibukotanya Subang. Penetapan nama Kabupaten Karawang Timur pada tanggal 5 April 1948 dijadikan momentum untuk kelahiran Kabupaten Subang yang kemudian ditetapkan melalui Keputusan DPRD No. : 01/SK/DPRD/1977.<br /><br /></div>Husni Mubarokhttp://www.blogger.com/profile/06044031124139062116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3546452351894252506.post-67078756613594125282008-11-24T08:13:00.000-08:002008-11-24T08:15:09.373-08:00..::ZAMAN JEPANG::..<strong>Jepang</strong><br />Pendaratan tentara angkatan laut Jepang di pantai Eretan Timur tanggal 1 Maret 1942 berlanjut dengan direbutnya pangkalan udara Kalijati. Direbutnya pangkalan ini menjadi catatan tersendiri bagi sejarah pemerintahan Hindia Belanda, karena tak lama kemudian terjadi kapitulasi dari tentara Hindia Belanda kepada tentara Jepang.<br /><div class="fullpost"> <br />Dengan demikian, Hindia Belanda di Nusantara serta merta jatuh ke tangan tentara pendudukan Jepang. Para pejuang pada masa pendudukan Belanda melanjutkan perjuangan melalui gerakan bawah tanah. Pada masa pendudukan Jepang ini Sukandi (guru Landschbouw), R. Kartawiguna, dan Sasmita ditangkap dan dibunuh tentara Jepang.<br /></div>Husni Mubarokhttp://www.blogger.com/profile/06044031124139062116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3546452351894252506.post-52729061117725476352008-11-24T08:08:00.001-08:002008-11-24T08:12:08.429-08:00..::PASCA RUNTUHNYA KERAJAAN PAJAJARAN::..<strong>Kolonialisme</strong><br />Pasca runtuhnya kerajaan Pajajaran, wilayah Subang seperti halnya wilayah lain di P. Jawa, menjadi rebutan berbagai kekuatan. Tercatat kerajaan Banten, Mataram, Sumedanglarang, VOC, Inggris, dan Kerajaan Belanda berupaya menanamkan pengaruh di daerah yang cocok untuk dijadikan kawasan perkebunan serta strategis untuk menjangkau Batavia. Pada saat konflik Mataram-VOC, wilayah Kabupaten Subang, terutama di kawasan utara, dijadikan jalur logistik bagi pasukan Sultan Agung yang akan menyerang Batavia. Saat itulah terjadi percampuran budaya antara Jawa dengan Sunda, karena banyak tentara Sultan Agung yang urung kembali ke Mataram dan menetap di wilayah Subang. Tahun 1771, saat berada di bawah kekuasaan Kerajaan Sumedanglarang, di Subang, tepatnya di Pagaden, Pamanukan, dan Ciasem tercatat seorang bupati yang memerintah secara turun-temurun. Saat pemerintahan Sir Thomas Stamford Raffles (1811-1816) konsesi penguasaan lahan wilayah Subang diberikan kepada swasta Eropa.<br /><div class="fullpost"> <br />Tahun 1812 tercatat sebagai awal kepemilikan lahan oleh tuan-tuan tanah yang selanjutnya membentuk perusahaan perkebunan Pamanoekan en Tjiasemlanden (P & T Lands). Penguasaan lahan yang luas ini bertahan sekalipun kekuasaan sudah beralih ke tangan pemerintah Kerajaan Belanda. Lahan yang dikuasai penguasa perkebunan saat itu mencapai 212.900 ha. dengan hak eigendom. Untuk melaksanakan pemerintahan di daerah ini, pemerintah Belanda membentuk distrik-distrik yang membawahi onderdistrik. Saat itu, wilayah Subang berada di bawah pimpinan seorang kontrilor BB (bienenlandsch bestuur) yang berkedudukan di Subang. <br /><strong>Nasionalisme</strong><br />Tidak banyak catatan sejarah pergerakan pada awal abad ke-20 di Kabupaten Subang. Namun demikian, Setelah Kongres Sarekat Islam di bandung tahun 1916 di Subang berdiri cabang organisasi Sarekat Islam di Desa Pringkasap (Pabuaran) dan di Sukamandi (Ciasem). Selanjutnya, pada tahun 1928 berdiri Paguyuban Pasundan yang diketuai Darmodiharjo (karyawan kantor pos), dengan sekretarisnya Odeng Jayawisastra (karyawan P & T Lands). Tahun 1930, Odeng Jayawisastra dan rekan-rekannya mengadakan pemogokan di percetakan P & T Lands yang mengakibatkan aktivitas percetakan tersebut lumpuh untuk beberapa saat. Akibatnya Odeng Jayawisastra dipecat sebagai karyawan P & T Lands. Selanjutnya Odeng Jayawisastra dan Tohari mendirikan cabang Partai Nasional Indonesia yang berkedudukan di Subang. Sementara itu, Darmodiharjo tahun 1935 mendirikan cabang Nahdlatul Ulama yang diikuti oleh cabang Parindra dan Partindo di Subang. Saat Gabungan Politik Indonesia (GAPI) di Jakarta menuntut Indonesia berparlemen, di Bioskop Sukamandi digelar rapat akbar GAPI Cabang Subang untuk mengenukakan tuntutan serupa dengan GAPI Pusat.<br /></div>Husni Mubarokhttp://www.blogger.com/profile/06044031124139062116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3546452351894252506.post-43682466594506460902008-11-24T07:45:00.007-08:002008-11-24T08:03:22.211-08:00..:::AGAMA DI SUBANG:::..<strong>Hindu</strong><br />Pada saat berkembangnya corak kebudayaan Hindu, wilayah Kabupaten Subang menjadi bagian dari 3 kerajaan, yakni Tarumanagara, Galuh, dan Pajajaran. Selama berkuasanya 3 kerajaan tersebut, dari wilayah Kabupaten Subang diperkirakan sudah ada kontak-kontek dengan beberapa kerajaan maritim hingga di luar kawasan Nusantara. Peninggalan berupa pecahan-pecahan keramik asal Cina di Patenggeng (Kalijati) membuktikan bahwa selama abad ke-7 hingga abad ke-15 sudah terjalin kontak perdagangan dengan wilayah yang jauh.<div class="fullpost">Sumber lain menyebutkan bahwa pada masa tersebut, wilayah Subang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Sunda. Kesaksian Tome’ Pires seorang Portugis yang mengadakan perjalanan keliling Nusantara menyebutkan bahwa saat menelusuri pantai utara Jawa, kawasan sebelah timur Sungai Cimanuk hingga Banten adalah wilayah kerajaan Sunda<br /><strong>ISLAM</strong><br />Masa datangnya pengaruh kebudayaan Islam di wilayah Subang tidak terlepas dari peran seorang tokoh ulama, Wangsa Goparana yang berasal dari Talaga, Majalengka. Sekitar tahun 1530, Wangsa Goparana membuka permukiman baru di Sagalaherang dan menyebarkan agama Islam ke berbagai pelosok Subang.<br /></div>Husni Mubarokhttp://www.blogger.com/profile/06044031124139062116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3546452351894252506.post-85122501288776903302008-11-24T07:37:00.002-08:002008-11-24T07:44:23.046-08:00...:::SEJARAH SUBANG:::...Karena saya orang subang jadi yang di omongin sekarang adalah sejarah subang mungkin kalo saya garut ya pasti garut yang saya omongin..........<br /><strong>Prasejarah</strong><br />Bukti adanya kelompok masyarakat pada masa prasejarah di wilayah Kabupaten Subang adalah ditemukannya kapak batu di daerah Bojongkeding (Binong), Pagaden, Kalijati dan Dayeuhkolot (Sagalaherang). Temuan benda-benda prasejarah bercorak neolitikum ini menandakan bahwa saat itu di wilayah Kabupaten Subang sekarang sudah ada kelompok masyarakat yang hidup dari sektor pertanian dengan pola sangat sederhana.<br /><div class="fullpost"> <br />Selain itu, dalam periode prasejarah juga berkembang pula pola kebudayaan perunggu yang ditandai dengan penemuan situs di Kampung Engkel, Sagalaherang. <br /></div>Husni Mubarokhttp://www.blogger.com/profile/06044031124139062116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3546452351894252506.post-48381740036358234712008-11-24T04:24:00.000-08:002008-11-24T04:53:20.188-08:00Macam Budaya IndonesiaZaman sekarang ini banyak terjadi pembajakan Budaya antar bangsa di dunia ini, baik itu seni yang umum kita kenal maupun yang balum kita kenal. Seni dan Budaya kita patut kita banggakan secara menjiwa sehingga akan timbul menghargai dan melestarikan.<div class="fullpost">Budaya Indonesia sangatlah bervareasi, karena hal ini melihat dari sisi kepulauan indonesia yang sangat banyak sehingga lahirlah suku-suku di tanah air tercinta ini. Cinta terhadap tanah air bisa di lakukan dengan cara mencintai semua budaya yang ada dan patut ikut serta menjaga dan mengembangkan.<br /></div>Husni Mubarokhttp://www.blogger.com/profile/06044031124139062116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3546452351894252506.post-69135727365059992292008-10-24T09:48:00.000-07:002008-10-24T09:50:19.791-07:00<table style="width: 437px; height: 112px;" border="0" cellspacing="5"> <tbody><tr valign="top" align="left"> <td width="100"><img src="http://www.indonesia-tourism.com/nav/photo/mnas.jpg" width="100" height="100" /></td> <td width="96"><img style="width: 116px; height: 100px;" src="http://www.indonesia-tourism.com/nav/photo/pramb.jpg" /></td> <td style="text-align: center;" width="78"><img src="http://www.indonesia-tourism.com/nav/photo/bor1.jpg" width="100" height="100" /></td> </tr> </tbody></table> <span style="font-family:Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:100%;color:#990000;"><strong><br /> </strong></span><div style="text-align: center;"><span style="font-style: italic; color: rgb(102, 102, 204);font-family:Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:130%;color:#990000;" ><strong>The Monuments</strong></span><br /></div><span style="color:#666666;"> </span><b><br /></b><div style="text-align: justify;"><b> </b>Indonesia abound in monuments of the past. There are the temples of the Buddhist and Hindu dynasties; Hindu temples of Prambanan and the Dieng Plateau, the "kraton" (palace) of sultans in Surakarta, Yogyakarta, the Maimun palace of the Sultanate of Deli (in Medan), the Hall of Justice in Bali, ruins of ancient fortresses and museums, mosques and churches steeped in folklore. Graves of past royalty and national heroes are also monuments whereas many war graves of World War II still hold a certain interest.<br /> The main destination areas contain many of these places of interest which are easily accessible.</div>Husni Mubarokhttp://www.blogger.com/profile/06044031124139062116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3546452351894252506.post-17675241001421659092008-10-24T09:46:00.000-07:002008-10-24T09:48:02.148-07:00<table style="text-align: left; margin-left: 0px; margin-right: 0px; width: 400px; height: 112px;" border="0" cellspacing="5"><tbody><tr valign="top" align="left"><td width="100"><br /></td> <td width="96"><img src="http://www.indonesia-tourism.com/nav/photo/cloves.jpg" width="100" height="100" /></td> <td style="text-align: center;" width="78"><img src="http://www.indonesia-tourism.com/nav/photo/wol.jpg" width="100" height="100" /></td> </tr> </tbody></table><div> </div><div style="text-align: center;"><span style="font-family:Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:100%;color:#990000;"><strong><span style="color:#996633;">The National Economy</span></strong></span><br /></div><p style="text-align: justify;" class="indx"><span style="color:#666666;"> </span>The country is rich in natural resources While 90% of the population is engaged in agriculture, oil and gas contribute 70% of total export earnings and 60% of the government revenues.<br /> However, fluctuations in world prices of traditional export commodities have led to a change in recent years in the structure of the economy. Tourism is gaining a more important sector as a foreign exchange earner. To production and growth in the industry, the government has formulated new policies and improved facilities. Significant progress has been made in communications and transportation and since 1976, Indonesia has had its own communications satelite system which has enabled rapid expansion of telephone, television and broadcast facilities to all 27 provinces.<br /> Air and sea ports are being extended to cater to the growing traffic on both domestic and international sectors, of passengers as well as freight.<br /> Besides oil and liquefied natural gas (LNG), forestry products, rubber, coffee, tea, tin, nickel, coper, palm products and fish make important contributions to export earnings. In recent years a number of steps have been taken to promote and stimulate non-oil exports which include handicrafts, textiles, precious metals, tea, tobacco, cement, fertilizers as well as manufactured goods.</p><div style="text-align: justify;"> To meet domestic needs, Indonesian plants assemble various types of automobiles, trucks, buses and motorcycles under licence from foreign manufacturers. Also produced are electronic equipment and electrical appliances. The aviation industry has been growing and new production lines are coming onstream as well its Universal Maintenance Centre for the overhaul of aircraft engines. The aircraft are for domestic use as well as for export. In the agricultural sector, Indonesia has become self sufficient in rice and does not need to import this staple food as it had for years.<br /><br /> Indonesia maintains a liberal foreign exchange system and has few restrictions on transfers abroad, and in general freely allows conversions to and from foreign currencies.<br /> Bank Indonesia, the Central Bank, maintains the stability of the Indonesian Rupiah and reviews the exchange rate in terms of other currencies on a daily basis. The Rupiah is linked to a basket of currencies of Indonesia's major trading partners. The unitary exchange rate allows for fluctuation. With the objective of a more equitable distribution of development gains, the government gives high priority to expansion in the less developed regions of the country.</div>Husni Mubarokhttp://www.blogger.com/profile/06044031124139062116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3546452351894252506.post-25300484013603654802008-10-24T09:34:00.000-07:002008-10-24T09:37:29.870-07:00<table style="width: 482px; height: 112px;" border="0" cellspacing="5"><tbody><tr valign="top" align="left"><td width="100"><img src="http://www.indonesia-tourism.com/nav/photo/jkt1.jpg" width="100" height="100" /></td> <td width="96"><img src="http://www.indonesia-tourism.com/nav/photo/tgprhh1.jpg" width="100" height="100" /></td> <td width="78"><img src="http://www.indonesia-tourism.com/nav/photo/rice.jpg" width="100" height="100" /></td> </tr> </tbody></table> <span style="font-family:Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:100%;color:#990000;"><strong><br /> </strong></span><div style="text-align: center;"><span style="color: rgb(102, 255, 153);font-family:Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:130%;color:#990000;" ><strong>The Climate</strong></span><br /></div><span style="color:#666666;"> </span><b><br /> </b><div style="text-align: justify;">Indonesia's climate is definitely tropical. There is no Autumn or Winter and distinctive "dry" and <i>"wet" </i>seasons share the year. The East Monsoon, from June to September, brings dry weather while the West Monsoon, from December to March is moistureladen, bringing rain.<br /> <br /> The transitional period between these two seasons is interspersed by the occasional heavy rain shower, but even in the midst of the West Monsson season, temperatures range from 21 degrees (70_F) to <i>33 </i>degrees celcious 190_F except at higher altitudes which can be much cooler.<br /> Heaviest rainfalls are usually recorded in December and January and humidity is generally between <i>75% </i>and 100%. </div>Husni Mubarokhttp://www.blogger.com/profile/06044031124139062116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3546452351894252506.post-31007346607069675842008-10-24T09:32:00.000-07:002008-10-24T09:33:49.347-07:00<table style="width: 453px; height: 112px;" border="0" cellspacing="5"><tbody><tr valign="top" align="left"><td width="100"><img src="http://www.indonesia-tourism.com/nav/photo/jkt1.jpg" width="100" height="100" /></td> <td width="96"><img src="http://www.indonesia-tourism.com/nav/photo/tgprhh1.jpg" width="100" height="100" /></td> <td width="78"><img src="http://www.indonesia-tourism.com/nav/photo/rice.jpg" width="100" height="100" /></td> </tr> </tbody></table> <span style="font-family:Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:100%;color:#990000;"><strong><br /> </strong></span><div style="text-align: center;"><span style="color: rgb(255, 153, 102);font-family:Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:100%;color:#990000;" ><strong>The Climate</strong></span><br /></div><span style="color:#666666;"> </span><b><br /> </b><div style="text-align: justify;">Indonesia's climate is definitely tropical. There is no Autumn or Winter and distinctive "dry" and <i>"wet" </i>seasons share the year. The East Monsoon, from June to September, brings dry weather while the West Monsoon, from December to March is moistureladen, bringing rain.<br /></div> <br /><div style="text-align: justify;"> The transitional period between these two seasons is interspersed by the occasional heavy rain shower, but even in the midst of the West Monsson season, temperatures range from 21 degrees (70_F) to <i>33 </i>degrees celcious 190_F except at higher altitudes which can be much cooler.<br /></div> Heaviest rainfalls are usually recorded in December and January and humidity is generally between <i>75% </i>and 100%.Husni Mubarokhttp://www.blogger.com/profile/06044031124139062116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3546452351894252506.post-79937208421987357402008-10-24T09:30:00.000-07:002008-10-24T09:32:02.633-07:00<table style="width: 505px; height: 112px;" border="0" cellspacing="5"><tbody><tr valign="top" align="left"><td width="100"><img src="http://www.indonesia-tourism.com/nav/photo/pramb.jpg" width="100" height="100" /></td> <td width="96"><img src="http://www.indonesia-tourism.com/nav/photo/rlgn11.jpg" width="100" height="100" /></td> <td width="78"><img src="http://www.indonesia-tourism.com/nav/photo/rlgn1.jpg" width="100" height="100" /></td> </tr> </tbody></table> <span style="font-family:Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:100%;color:#990000;"><strong><br /> </strong></span><div style="text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 102, 0); font-style: italic;font-family:Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:130%;color:#990000;" ><strong>The Religion</strong></span><br /></div><span style="color:#666666;"> </span><b><br /> </b><div style="text-align: justify;">The majority [about 85%) of the population follows Islam. Freedom of religion is implemented by the Indonesian Constitution, however, which is defined in the First Principle of the State Philosophy' "Pancasila", which upholds a "Belief in One Supreme God"</div>Husni Mubarokhttp://www.blogger.com/profile/06044031124139062116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3546452351894252506.post-9738464393498234022008-10-24T09:29:00.000-07:002008-10-24T09:30:03.569-07:00<table style="text-align: left; margin-left: 0px; margin-right: 0px; width: 439px; height: 112px;" border="0" cellspacing="5"> <tbody><tr valign="top" align="left"> <td width="100"><img src="http://www.indonesia-tourism.com/nav/photo/wall.jpg" width="100" height="100" /></td> <td width="96"><img src="http://www.indonesia-tourism.com/nav/photo/kom.jpg" width="100" height="100" /></td> <td width="78"><img src="http://www.indonesia-tourism.com/nav/photo/rafless.jpg" width="100" height="100" /></td> </tr> </tbody></table><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: center;"><span style="font-family:Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:130%;color:#990000;"><strong><span style="color:#996633;">The Flora and Fauna</span></strong></span><br /></div><p style="text-align: justify;" class="indx"><span style="color:#666666;"> </span>British naturalist A. R. Wallace (1823-1931) postulated an imaginary line <em>(named after him Walace's Line)</em> as the dividing line between Asiatic and Australian fauna. It passes between Bali and Lombok islands between Kalimantan and Sulawesi, then continues south of the Philippines and north of Hawaii.<br /> <br /> This theory probably explains the presence of species of fauna familiar to both Asia and Australia found in Indonesia. However, there are species indigenous to Indonesia, like the "orang utan" apes of Sumatra and Kalimantan, the giant "komodo" lizards which are the only ones of their kind in the world today roaming free on the island of Komodo; the one homed rhinoceros of Java, the wild "banteng" oxen, tigers and many other species which are now protected in wildlife reserves.<br /> </p><p style="text-align: justify;" class="indx">The flora of Indonesia ranges from the tiny orchid to the giant "Rafflesia" plant which has a bloom almost a metre (3.2 feet) in diameter the largest flower in the world and many other species of plant life which can be seen at the Bogor Botanical Gardens.<br /></p><div style="text-align: justify;"> Agricultural produce include rubber, coconut, coffee, tea, cocoa, corn, spices, kapok, tobacco, rice, etc. and an abundance of vegetable and fruit. Indonesia has some of the richest timber resources in the world and the largest concentration of tropical hardwoods. The total area of statecontrolled forests is approximately 12,9 million hectares. Meranti constitues about 56% of the entire timber export. Other varieties include ramin, agathis, teak, pinewood and a range of other timber is smaller quantity, rattan and bamboo.</div>Husni Mubarokhttp://www.blogger.com/profile/06044031124139062116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3546452351894252506.post-67654761288156433442008-10-24T09:26:00.000-07:002008-10-24T09:27:36.853-07:00<table style="text-align: left; margin-left: 0px; margin-right: 0px; width: 448px; height: 112px;" border="0" cellspacing="5"> <tbody><tr valign="top" align="left"> <td width="100"><img src="http://www.indonesia-tourism.com/nav/photo/bro_man.jpg" width="100" height="100" /></td> <td width="96"><img src="http://www.indonesia-tourism.com/nav/photo/cklele.jpg" width="100" height="100" /></td> <td width="78"><img src="http://www.indonesia-tourism.com/nav/photo/cklele2.jpg" width="100" height="100" /></td> </tr> </tbody></table><div style="text-align: justify;"> <span style="font-family:Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:100%;color:#990000;"><strong></strong></span><span style="font-style: italic; color: rgb(102, 204, 204);font-size:130%;" ><br /></span><span style="font-style: italic; color: rgb(102, 204, 204);font-family:Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:130%;color:#990000;" ><strong> </strong></span><div style="text-align: center;"><span style="font-style: italic; color: rgb(102, 204, 204);font-family:Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:130%;color:#990000;" ><strong>The Language and Dialects</strong></span><br /></div><span style="color:#666666;"> </span><br /><b> </b>There are about <i>583 </i>languages and dialects spoken in the archipelago. There normally belong to the different ethnic groups of the population.<br /> Some of the distinctly different local languages are: Acehnese, Batak, Sundanese, Javanese, Sasak, Tetum of Timor, Dayak, Minahasa, Toraja, Buginese, Halmahera, Ambonese, Ceramese, and several Irianese languages. To make the picture even more colorful, these languages are also spoken in different dialects.<br /> <br /> Bahasa Indonesia is the national language which is akin to Malay, written in Roman script and based on European orthography. In all tourist destination areas English is the number one foreign language fairly spoken and writer, whereas some Dutch is till spoken and understood in the bigger cities and French increasing in its popularity at the better hotels and restaurants.</div>Husni Mubarokhttp://www.blogger.com/profile/06044031124139062116noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3546452351894252506.post-72239250412545900552008-10-24T09:24:00.000-07:002008-10-24T09:25:24.123-07:00<table style="text-align: left; margin-left: 0px; margin-right: 0px; width: 424px; height: 121px;" border="0" cellspacing="5"><tbody><tr valign="top" align="left"><td width="100"><img src="http://www.indonesia-tourism.com/nav/photo/jkt1.jpg" width="100" height="100" /></td> <td width="96"><img src="http://www.indonesia-tourism.com/nav/photo/mnas.jpg" width="100" height="100" /></td> <td width="78"><img src="http://www.indonesia-tourism.com/nav/photo/jkt111.jpg" width="100" height="100" /></td> </tr> </tbody></table><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: center;" class="indx"><span style="font-family:Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:100%;color:#990000;"><strong><span style="color:#996633;">The Capital City</span></strong></span></p><p style="text-align: justify;" class="indx">The nation's capital, Jakarta, has a fascinating and significant history. It started as a small harbour town called Sunda Kelapa, but its founding dates back to the year 157 when it was named Jayakarta by Fatahillah of the neighbouring Sultanate of Banten.<br /></p><p style="text-align: justify;" class="indx"> The name Jayakarta means City of Great Victory but this was later changed to Batavia under the Dutch. Now as Jakarta, the centre of government, business and industry, it spreads over an area of more than 650 sq.km 1410 sq miles) and has a population of over eight million people.<br /> It is also designated as a special territory, (Daerah Khusus Ibukota - DKI), which means that is is administered by a governor and enjoys the same status of a province.</p><div style="text-align: justify;"> Jakarta is the main gateway to Indonesia. It is a contrast of modern western architecture and traditional Indonesian culture. Its rapid growth into a metropolitan city reflects the economic, political, social and industrial development of the nation. <br /> In recent years, Jakarta has expanded its facilities for visitors with multi-star luxury hotels, fine restaurants, exciting nightlife and modern shopping centres as well as tourist attractions such as Taman Mini Indonesia Indah {Beautiful Indonesia in Miniature Park), restored colonial period buildings, marine resorts in the Bay of Jakarta, and an extensive beach recreation complex.</div>Husni Mubarokhttp://www.blogger.com/profile/06044031124139062116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3546452351894252506.post-2271365881020336242008-10-24T09:21:00.000-07:002008-10-24T09:23:04.020-07:00<table style="text-align: left; margin-left: 0px; margin-right: 0px; width: 404px; height: 138px;" border="0" cellspacing="5"> <tbody><tr valign="top" align="left"> <td width="100"><img src="http://www.indonesia-tourism.com/nav/photo/cult1.jpg" width="100" height="100" /></td> <td width="96"><img src="http://www.indonesia-tourism.com/nav/photo/cult111.jpg" width="100" height="100" /></td> <td width="78"><img src="http://www.indonesia-tourism.com/nav/photo/cult11.jpg" width="100" height="100" /></td> </tr> </tbody></table><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: center;"><span style="font-family:Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:130%;color:#990000;"><strong><span style="color:#996633;">The Culture and Art</span></strong></span><br /></div><p style="text-align: justify;" class="indx"><span style="color:#666666;"> <br /> </span>Indonesia is rich in art and culture which are intertwined with religion and age-old traditions from the time of early migrants with Western thoughts brought by Portuguese traders and Dutch colonists. The basic principles which guide life include the concepts of mutual assistance or "gotong royong" and consultations or <i>"musyawarah" </i>to arrive at a consensus or <i>"mufakat" </i>Derived from rural life, this system is still very much in use in community life throughout the country.<br /> Though the legal system is based on the old Dutch penal code, social life as well as the rites of passage are founded on customary or <i>"adat" </i>law which differs from area to area. "Adat" law has a binding impact on Indonesian life and it may be concluded that this law has been instrumental in maintaining equal rights for women in the community. Religious influences on the community are variously evident from island to island.<br /></p><div style="text-align: justify;"> Unlike some countries art forms in Indonesia are not only based on folklore, as many were developed in the courts of former kingdoms such as in Bali, where they are part of religious ceremonies. The famous dance dramas of Java and Bali are derived from Hindu mythology and often feature fragments from the Ramayana and Mahabharata Hindu epics.<br /> Highly stylized in movement and costume, dances and the <i>"wayang" </i>drama are accompanied by a full "gamelan" orchestra comprising xylophones, drums, gongs, and in some cases string instruments and flutes. Bamboo xylophones are used in North Sulawesi and the bamboo "angklung" instruments of West Java are well- known for their unique tinkling notes which can be adapted to any melody. <br /> <br /> The "Wayang kulit" (leather puppets) of Java is performed with leather puppets held by the puppeteer, who narates the story of one of the famous episodes of the Hindu epics, the Mahabharata or the Ramayana. It is performed against a white screen while a lantern in the background casts the shadows of the characters on the screen, visible from the other side where the spectators are seated.<br /> <br /> The "Wayang Golek" (wooden puppets) of West Java is based on the same concept. The crafts of Indonesia vary in both medium and art form. As a whole the people are artistic by nature and express themselves on canvas, wood, metals, clay and stone. The batik process of waxing and dyeing originated in Java centuries ago and classic designs have been modified with modern trends in both pattern and technology. There are several centres of Batik in Java, the major ones being Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan and Cirebon.<br /> <br /> Batik is also being produced in some other areas as in Bali where local designs are incorporated. Other provinces produce hand-woven cloths of gold and silver threads, silks or cottons with intricate designs. Painting are numerous all over the country, both traditional and contemporary, woodcarvings for ornamentation and furniture, silverwork and engraving form Yogyakarta and Sumatra, filgree from South Sulawesi and Bali with different styles of clay, sandstone and wood sculptures. These are but a few of the handicrafts found in Indonesia.</div>Husni Mubarokhttp://www.blogger.com/profile/06044031124139062116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3546452351894252506.post-17577597669560352332008-10-24T09:12:00.000-07:002008-10-24T09:13:51.929-07:00<p style="text-align: center;"><span style="font-style: italic; color: rgb(204, 51, 204);font-size:130%;" ><b>Symbolism</b></span><br /></p><p style="text-align: justify;">The national motto,<i> Bhinneka Tunggal Ika</i>, is an old Javanese expression usually translated as "unity in diversity." The nation's official ideology, first formulated by President Sukarno in 1945, is the Pancasila, or Five Principles: belief in one supreme God; just and civilized humanitarianism; Indonesian unity; popular sovereignty governed by wise policies arrived at through deliberation and representation; and social justice for all Indonesian people. Indonesia was defined from the beginning as the inheritor of the Netherlands East Indies. Though West Papua remained under the Dutch until 1962, Indonesia conducted a successful international campaign to secure it. Indonesia's occupation of the former Portuguese East Timor in 1975, never recognized by the United Nations, conflicted with this founding notion of the nation. After two decades of bitter struggle there, Indonesia withdrew.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Since 1950 the national anthem and other songs have been sung by children throughout the country to begin the school day; by civil servants at flag-raising ceremonies; over the radio to begin and close broadcasting; in cinemas and on television; and at national day celebrations. Radio and television, government owned and controlled for much of the second half of the twentieth century, produced nationalizing programs as diverse as Indonesian language lessons, regional and ethnic dances and songs, and plays on national themes. Officially recognized "national heroes" from diverse regions are honored in school texts, and biographies and with statues for their struggles against the Dutch; some regions monumentalize local heros of their own.</p>Husni Mubarokhttp://www.blogger.com/profile/06044031124139062116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3546452351894252506.post-73007507362145437552008-10-24T09:09:00.000-07:002008-10-24T09:11:03.222-07:00<div style="text-align: justify;"><div style="text-align: center;"><span style="color: rgb(102, 0, 204);font-size:130%;" ><span style="font-weight: bold;">Demography</span></span><br /><br /><span style="font-weight: bold;"></span></div>Indonesia's population increased from 119,208,000 in 1971 to 147,500,000 in 1980, to 179,300,000 in 1990, and to 203,456,000 in 2000. In the meantime the fertility rate declined from 4.6 per thousand women to 3.3; the crude death rate fell at a rate of 2.3 percent per year; and infant mortality declined from 90.3 per thousand live births to 58. The fertility rate was projected to fall to 2.1 percent within another decade, but the total population was predicted to reach 253,700,000 by 2020. As of the middle of the twentieth century, Indonesia's population was largely rural, but at the beginning of the twenty-first century, about 20 percent live in towns and cities and three of five people farm.<br /><br />Cities in both inner and outer islands have grown rapidly, and there are now twenty-six cities with populations over 200,000. As in many developing countries, Indonesia's population is still a young one. The above patterns are national, but there are ethnic and regional variations. Population has grown at different rates in different areas owing to such factors as economic conditions and standard of living, nutrition, availability and effectiveness of public health and family planning programs, and cultural values and practices.<br /><br />Migration also plays a part in population fluctuations. Increased permanent or seasonal migration to cities accompanied economic development during the 1980s and 1990s, but there is also significant migration between rural areas as people leave places such as South Sulawesi for more productive work or farm opportunities in Central Sumatra or East Kalimantan.<br /><br />Linguistic Affiliation. Nearly all of Indonesia's three hundred to four hundred languages are subgroups of the Austronesian family that extends from Malaysia through the Philippines, north to several hill peoples of Vietnam and Taiwan, and to Polynesia, including Hawaiian and Maori (of New Zealand) peoples. Indonesia's languages are not mutually intelligible, though some subgroups are more similar than others (as Europe's Romance languages are closer to each other than to Germanic ones, though both are of the Indo-European family). Some language subgroups have sub-subgroups, also not mutually intelligible, and many have local dialects. Two languages—one in north Halmahera, one in West Timor—are non-Austronesian and, like Basque in Europe, are not related to other known languages. Also, the very numerous languages of Papua are non-Austronesian.<br /><br />Most people's first language is a local one. In 1923, however, the Malay language (now known as Bahasa Malaysia in Malaysia where it is the official language) was adopted as the national language at a congress of Indonesian nationalists, though only a small minority living in Sumatra along the Straits of Malaka spoke it as their native language. Nevertheless, it made sense for two reasons.<br /><br />First, Malay had long been a commercial and governmental lingua franca that bound diverse peoples. Ethnically diverse traders and local peoples used Malay in ports and hinterlands in its grammatically simplified form known as "market Malay." Colonial<br />A row of tongkona houses in the Toraja village of Palawa. The buffalo horns tied to the poles supporting the massive gable of these houses are a sign of wealth and reputation.<br />A row of tongkona houses in the Toraja village of Palawa. The buffalo horns tied to the poles supporting the massive gable of these houses are a sign of wealth and reputation.<br />governments in British Malaya and the Netherlands Indies used high Malay in official documents and negotiations and Christian missionaries first translated the Bible into that language.<br /><br />Second, nationalists from various parts of the archipelago saw the value of a national language not associated with the largest group, the Javanese. Bahasa Indonesia is now the language of government, schools, courts, print and electronic media, literary arts and movies, and interethnic communication. It is increasingly important for young people, and has a youth slang. In homes, a native language of the family is often spoken, with Indonesian used outside the home in multiethnic areas. (In more monolingual areas of Java, Javanese also serves outside the home.) Native languages are not used for instruction beyond the third grade in some rural areas. Native language literatures are no longer found as they were in colonial times. Many people lament the weakening of native languages, which are rich links to indigenous cultures, and fear their loss to modernization, but little is done to maintain them. The old and small generation of well-educated Indonesians who spoke Dutch is passing away. Dutch is not known by most young and middle-aged people, including students and teachers of history who cannot read much of the documentary history of the archipelago. English is the official second language taught in schools and universities with varying degrees of success.</div>Husni Mubarokhttp://www.blogger.com/profile/06044031124139062116noreply@blogger.com0